Minggu, 24 Januari 2021

     

Pic source: seruni.id

    Sebagai wanita, pasti kita sudah akrab dengan yang namanya desminore. Meski istilah desminore agak kurang familiar bagi sebagian orang, namun sejatinya sebagian dari kita pasti pernah mengalaminya. Desminore adalah nyeri atau kram yang kerap muncul ketika dalam periode menstruasi. Tentunya desminore ini hanya dialami oleh wanita yang sedang mengalami menstruasi. Bagaimana, sudah paham bukan dengan yang namanya desminore.

    Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya kenapa topik bahasan kali ini random sekali ya, ga biasanya saya membahas topik yang sedikit tabu ini. Disini saya bermaksud mengedukasi sahabat semuanya dengan postingan saya kali ini. Karena hal ini pernah terjadi pada diri saya pribadi, dan menurut saya ini sudah sangat mengganggu. Pada pertengah bulan Januari ini, saya kembali mengalami yang namanya desminore yang lebih parah dari biasanya bahkan sampai serasa mau pingsan.

    Tak hanya mengganggu untuk saya pribadi, namun juga untuk orang-orang disekitar saya. Bagaimana tidak, ketika saya mengalami desminore saya merasa nyeri yang luar biasa di perut hingga tubuh saya terasa lemas, muncul keringat dingin, dan bahkan saya sampai tidak mampu beraktifitas, ya serasa ingin pingsan. Hal ini sering terjadi ketika saya sedang ngantor, walhasil mau tidak mau pasti "merepotkan" rekan kerja saya, itu pasti. Karna teman-teman saya selalu siap sedia untuk mengantarkan saya priksa ke klinik, lalu pulang kerumah. Bayangkan betapa tidak enaknya hal tersebut, sudah sakit, merepotkan rekan kerja, muncullah rasa malu dan tidak enak hati, dan hal ini terjadi beberapa kali. Oleh karenanya, saya memutuskan untuk memberanikan diri memeriksakan kesehatan saya.

    Rasa parno pasti ada, mengingat rasa sakit yang begitu luar biasa muncul ketika periode haid. Hal ini mau tidak mau pasti berkaitan dengan kesehatan rahim. Mengingat saya juga belum menikah, hal ini semakin menjadi momok tersendiri bagi saya. Mengingat masih dalam masa pandemi, biasanya saya sebisa mungkin menghindari priksa ke klinik ataupun ke rumah sakit. Namun karena beberapa pertimbangan yang sudah saya sebutkan di atas, maka saya memutuskan untuk memeriksakan kesehatan saya ke klinik terdekat. Dari yang biasanya saya berfikir "cuman sakit karna haid doang ngapain priksa ke rumah sakit, manja!", akhirnya well saya harus priksa kali ini demi kemaslahatan diri saya sendiri.

    Dengan ditemani teman kerja saya, saya mulai menunggu antrian di ruang tunggu klinik. Yang biasanya saya suka mengawasi keadaan di sekitar saya, mengawasi orang-orang yang ada di sana, seketika itu saya mengabaikan semuanya. Saya terbaring lemas di kursi ruang tunggu. Setibanya giliran saya diperiksa, saya masuk ke ruang pemeriksaan dan mengutarakan segala keluhan yang saya alami. Ketika pemeriksaan  tersebut berlangsung dokter yang memeriksa saya mengatakan jika sakit yang saya alami ini terjadi hanya sesekali itu masih dalam tahap yang wajar. Namun jika sering terjadi berulang kali atau bahkan hingga menimbulkan efek pingsan, maka diperlukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi rahim, apakah ada kemungkinan terdapat kista atau miom atau bahkan tidak keduanya. Dokter juga menjelaskan reaksi tubuh lemas hingga muntah adalah reaksi alami dari tubuh ketika tubuh sudah tidak kuat menahan sakit luar biasa yang muncul akibat menstruasi itu sendiri. Hal ini memang tidak terjadi pada semua wanita meski sama-sama mengalami nyeri selama periode menstruasi, karena daya tahan tubuh setiap manusia itu berbeda-beda.

    Oleh karenanya bersyukurlah, jika kamu termasuk wanita yang tidak mengalami desminore yang berlebihan ketika haid. Itu artinya daya tahan tubuh kamu kuat. Oke kembali ke cerita, dari pemeriksaan awal tersebut saya dinyatakan sehat dan keluhan yang muncul masih dalam tahap normal. Sehingga dari pemeriksaan tersebut saya hanya diberikan sejumlah vitamin dan obat penghilang nyeri. Namun karena saya sudah terlanjur parno, karna kejadian tersebut bukan terjadi untuk pertama kalinnya. Maka selang satu hari saya memutuskan untuk melakukan USG di klinik yang sama.

    Menunggu antrian bersamaan dengan ibu-ibu hamil yang sedang memeriksakan kandungannya di ruang tunggu USG dan tentu saja ditemani dengan suami mereka, membuat saya merasa sedikit tidak nyaman. Sebagian dari mereka seperti melihat saya yang periksa sendirian dengan pandangan sedikit aneh. Mungkin karena mereka kira saya juga hendak memeriksakan kehamilan tanpa ditemani seorang suami disamping saya. Well it's up to you, saya baik-baik saja kok. Saya hilangkan prasangka tersebut dan mencoba untuk tidak ambil pusing, karena ini demi kesehatan saya sendiri.

    Menit demi menit berlalu, tibalah giliranku untuk diperiksa.  Untungnya dokter yang memerika sangat ramah, membuat kegugupanku sedikit sirna dan mulai merasa nyaman. Setelah ditanyai seputar keluhan yang dirasakan, kemudian dokter mulai melakukan pemeriksaan USG. Dimulai dengan pengolesan gel khusus di perut, lalu mulailah proses USG tersebut berlangsung. Ketika proses USG berlangsung, mataku tak terlepas dari menatap layar LCD yang ada, seketika kebingungan aku dibuatnya. Layar USG hanya berwarna hitam dan tidak menampakkan apapun selainnya. Setelah diperiksa secara seksama, dokter menjelaskan bahwa hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi rahim saya baik-baik saja, sehat serta tidak perlu ada yang dikuatirkan. Tidak terdapat kista maupun miom disana. Perasaan bahagia dan bersyukur langsung menyeruak di hati dan benakku saat itu, legaaa banget.

    Meski demikian saya masih penasaran, jikalau memang sehat lalu mengapa terjadi sakit yang begitu menyakitkan ketika periode haid. Lalu dokter menjawab kekhawatiran saya dengan mengatakan bahwa nyeri yang saya alami tersebut masih dalam tahap normal, dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya ketika sudah menikah kelak. Entah bagaimana konsepnya, namun dokter menjelaskan bahwa memang sakit ketika periode haid tersebut akan sembuh ketika sudah menikah. Serta sebagai tindak pencegahan agar tidak terulang desminore yang berlebihan, dokter menyarankan untuk mengonsumsi jamu kunyit asam (dengan kunyit yang dibakar sebelumnya) yang dibuat sendiri, lebih baik tiga hari sebelum haid itu datang. Dan hanya mengonsumsi obat penghilang nyeri haid ketika benar-benar dibutuhkan saja.

    Lega sekali bukan, jika kita sudah mengetahui dengan pasti keadaan kesehatan kita. Sebagai orang awam, kita memang terbiasa menerka-nerka tentang penyakit apa yang kita derita. Namun untuk lebih memastikan keadaan yang terjadi pada tubuh kita lebih baik kita memeriksakan kepada ahlinya, yakni dokter. Karena apabila terdapat penyakit dalam tubuh kita, maka akan lebih cepat dilakukan tindakan penyembuhan sebelum penyakit tersebut bertambah parah. Dan jika ternyata tidak terdapat masalah apapun maka kita pasti lega, dan bisa tidur nyenyak. 

    Jangan takut untuk memeriksakan kesehatan ketika masa pandemi seperti sekarang ini, asalkan kita tetap melakukan protokol kesehatan sebagaimana mestinya pasti kita akan terjaga. Ingat mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Terimakasih sudah baca,



Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates & MyBloggerThemes