Minggu, 29 November 2020
Mengapa kini engkau ditutup!
Bangunan toilet umum telah rusak parah, terlihat sudah lama tak disambangi.
![]() |
Kondisi bangunan warung yang sudah rusak |
Tak ada lagi bangunan warung yang menjajakan makanan disana, kondisi pantaipun terlihat kotor karena terdapat begitu banyak sampai dari bekas wisatawan disana (kondisi sampah yang berserak tidak terdokumentasi/tidak terfoto jadi tidak aku cantumkan disini). Terdapat pula bekas bebakaran api unggun para pelancong yang nge-camp disana, dan jejaknya masih terlihat jelas karena tidak dibersihkan. Tak kalah menggelitik, keadaan tangga akses dari tebing ke pantaipun sudah rusak.
![]() |
tangga akses dari tebing ke pantai sudah terlihat rusak |
Terlanjur sampai di pantai kijingan, akhirnya kamipun memutuskan untuk singgah sejenak. Sebagai catatan kami tidak bermain air di sana, kami tidak berenang ataupun nyemplung di kedalaman air pantai karena tidak ada petugas pengawas pantai disini. Aktivitas kami sebatas duduk di pinggir pantai menatap luasnya sang lautan yang tak berujung, hingga berswa foto di pinggiran pantai. Ketika duduk di pinggir pantai, disaat inilah muncul berbagai pertanyaan dibenakku, apa yang terjadi dengan pantai ini. Mengapa pantai yang begitu indah ditinggalkan begitu saja, ditutup dan tak lagi dijamah oleh para pelancong. Meski ukuran pantai ini terbilang kecil, namun sejatinya pantai kijingan tetaplah indah. Pemandangan yang disuguhkan pun begitu menakjubkan, terlepas dari keadaan pantai ini yang kini terbengkalai. Apa mau dikata, kami hanya bisa berharap jika suatu hari ini pemerintah bisa merehab pantai ini dan menjadikannya objek wisata yang lebih indah lagi dan layak untuk dikunjungi.
Sedikit tips dari kami, demi menjaga keasrian pantai ataupun objek wisata apapun yang kita kunjungi lebih baik jika kita tidak meninggalkan jejak-jejak kotor disana, sebutlah sampah. Jika kita meninggalkan sampah di objek wisata apapun, itu bisa merusak keadaan alami objek tersebut. Sehingga biasakanlah untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat, carilah tempat pembuangan sampah yang disediakan. Ketika tidak menemukan tempat sampah, maka jika memungkinkan bawalah sendiri kantong sampah untuk menampung sampah yang kita hasilkan, dan buang sampah ke tempat sampah ketika kita sudah menjumpainya. Hal ini sedikit banyak bisa membantu kelestarian dan keberlangsungan objek wisata tersebut. Hal ini juga kami lakukan ketika kami berkunjung di pantai kijingan ini, meski pantai ini kini sudah ditutup bukan berarti kami akan membuang sampah sembarangan disana. Kami tetap membawa plastik sampah dari rumah untuk menampung sampah-sampah yang kami hasilkan dari berbagai bungkus makanan ataupun minuman perbekalan kami.
Meski pantai kijingan masih menawarkan keindahan pemandangan disana, namun SANGAT TIDAK KAMI SARANKAN untuk anda mengunjunginya karena seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pantai ini sudah ditutup. Jadi sudah tidak ada akses yang bisa digunakan untuk menjangkau pantai ini, di pantai ini pun sudah tidak ada lagi pelancong yang mampir kesana, tidak ada sarana prasarana umum yang tersedia seperti toilet, mushola, bahkan tidak ada pula warung yang menjajakan makanan disana. Maka carilah alternatif pantai lain yang indah dan masih layak untuk disambangi. Di pacitan masih terdapat segudang pantai yang begitu indah yang bisa kamu kunjungi, seperti pantai banyu tibo, pantai nampu, pantai soge, pantai buyutan, pantai kasap, pantai srau, dll.
Terimakasih sudah baca,